Coba pandang pohonnya lebih lama, rasakan ada sensasi aneh disana! |
Ehmmmm.., heboh nich!
Pada minggu siang hari, tanggal 27 januari 2013 seorang tenaga ICT IAIN Bengkulu Muksin Fadriansyah bersama temannya Royendri mahasiswa Ekonomi Islam semester VII sedang asyik berfoto-ria mengambil gambar gedung-gedung baru IAIN yang dihiasi hamparan hijau pohon-pohon sawit yang sudah mulai berbuah dari atas lantai gedung rektorat.
Pret…prĂȘt…prĂȘat…., dengan semangat 45 betapa lincah dan gagahnya setiap sudut – sudut IAIN dijepret pak Muksin menggunakan HP terbarunya BB TORCH 9800. Bayangkan, dari ketinggian lantai gedung pak Muksin yang hobi menjepret gak peduli hembusan angin yang keras meniup tubuhnya yang kurus semampai itu. Karena tubuhnya yang ringan, dia juga bisa memanjat tiang instalasi listrik di kantor IAIN Bengkulu. Di Pusat Teknologi Informasi Lembaga Pendidikan Ketrampilan Komputer (LPKK) pun dia juga membantu perawatan dan instruktur komputer. Bayangkan! dia benar-benar seorang tenaga teknik sejati!. Karena sibuknya dan banyak proyek yang harus dikerjakan dia harus pulang cepat-cepat ke rumah minggu itu.
Seperti biasa setiap pagi, pak Muksin mengantar anaknya Dava ke TK Permata Bunda IAIN yang tak jauh dari tempatnya bekerja. Berarti sangat pagi sekali dia sudah tiba di kantor. Untuk menemani kejenuhannya kembali dia ambil HP BBnya melihat-lihat hasil jepretannya kemarin siang.
“Ooaah.....?!!” wajahnya berubah seperti melihat hantu di siang bolong.
“Perasaan kemarin gak ada pohon ini, kok tiba-tiba ada yach…??”wajahnya semakin menjadi aneh melihat ada pohon yang menempel di hasil jepretannya.
Jika diperhatikan ada sebatang pohon yang patah tepinya berwarna hitam seperti habis terbakar oleh api. Yang menimbul pertanyaan siapa yang misterius? HP BB TORCH 9800 yang bisa menangkap gambar yang paling halus, atau pak Muksinnya yang misterius? karena pak Muksin juga termasuk orang – orang aneh bin amboi alias unik yang pernah ikut salah satu perguruan. Atau, apa ada gerangan sesuatu yang tersimpan oleh pohon-pohon belantara yang hidup berpuluh-puluh tahun yang lalu sekarang berubah menjadi gedung-gedung?. Tidakkah kita pernah berpikir burung-burung yang berada di hutan pun berkeliaran mencari tempat tinggal, sekedar mencari tempat beristirahat. Sekarang berseliweran di kabel-kabel tiang listrik jalan. Berarti semua makhluk yang hidup di dunia semua butuh tempat berteduh dan tempat beristirahat, tetapi mereka tidak pernah demo, apa lagi protes.
Fenomena sebatang pohon misterius tadi, menjadi inspirasi saya. Perubahan fenomena cuaca dan waktu kita harus pandai – pandai harus beradaptasi dengan lingkungan. Jika cuaca dingin, makanan apa yang baik dan kurang sehat untuk kita konsumsi. Sedangkan perputaran waktu, ada pagi hari yang harus kita jalani untuk beraktivitas, dan ada waktu malam hari, yang tidak bisa kita tolak untuk waktu beristirahat dan bermimpi indah. Selama kita masih hidup, jalani aja hidup yang tidak pernah kita tahu apa yang bakal terjadi, karena skenario hidup hanya Tuhan yang tahu!.
Kadangkala kita merasa kecil berada diantara lingkungan sekitar kita, tapi semua butuh waktu, karena: "Setiap manusia sama seperti kita, dari seorang manusia kecil menjadi dewasa, dari manusia yang tak punya apa-apa menjadi berharta, dari tidak tahu apa-apa alias bodoh menjadi berpengetahuan, dari manusia lugu tak berdosa menjadi manusia dewasa dan berwibawa". Jadi jangan pernah merasa kecil dan iri hati karena semua itu butuh proses dan waktu. Jadi orang yang sabar dan selalu membersihkan hatinya lah yang selalu bisa tetap tersenyum melihat pernak-pernik dan carut marutnya kehidupan, dan menerima keberadaan dan kelebihan orang lain lah yang akan bisa bersanding dan hidup damai walaupun berada di kutub utara, atau di belandaranya hutan, atau hiruk pikuknya keramaian. Apakah kita termasuk orang-orang yang memperoleh proses atas hikmah hidup yang kita jalani???
Jika kita melihat alam dan semua ciptaannya, semua berjalan menurut fitrahnya. Manusia sebagai makhluk Allah yang diberi kelebihan akal dan naluri, kadang kala tercemari oleh sebuah napsu hatinya. Ingin lebih sendiri, dan selalu merasa kurang, mungkin ini yang merusak hatinya. Perlu direnungi "Nikmat Allah gak bisa kita banding-bandingkan, semua tidak sama takarannya, dan semua nikmat tidak bisa diukur dengan ilmu hitung matematika. Nikmat Allah yang mana yang tidak kamu syukuri?, coba lihat sisi yang lain dari setiap sudut pemandangan disekitar kita. Pasti ada sisi sudut yang lain yang bisa menjadi pelajaran untuk bisa kita pelajari"
Seperti makhluk – makhluk Allah yang lainpun juga beradaptasi seperti manusia melawan perubahan cuaca dan alam. Bedanya, kita dengan makhluk Allah yang lain, mereka bisa bertahan dan menerima semua tanpa protes melawan kodrat Alam. Kita manusia harus bisa tabah dan bertawakal terhadap lingkungan udara 'tetangga dan tempat kerja' yang sangat menyesakkan napas dan hati kita. Seperti udara bumi yang sudah mencemari isi alam ini. Apakah kita juga akan merasa sesak dengan udara disekitar kita suasana "iri, penuh dusta, kebencian dan mau mementingkan diri sendiri" yang membuat nafas kita menjadi tidak beraturan! dengan hasil olahan proses berpikir yang jernih dari perasaan terhina, tersudut, tidak bisa berbuat apa-apa, kita kembalikan kepada Sang Pengatur dan Pencipta Alam semua manusia pada kodratnya sama, baik dan mencintai kedamaian!. Tapi apakah kita termasuk orang – orang yang bertahan dari proses alam dan bisa beradaptasi dengan perubahan lingkungan? mudah2 an kita termasuk orang-orang yang tetap kuat dan bertahan dan terseleksi oleh alam!Kadangkala kita merasa kecil berada diantara lingkungan sekitar kita, tapi semua butuh waktu, karena: "Setiap manusia sama seperti kita, dari seorang manusia kecil menjadi dewasa, dari manusia yang tak punya apa-apa menjadi berharta, dari tidak tahu apa-apa alias bodoh menjadi berpengetahuan, dari manusia lugu tak berdosa menjadi manusia dewasa dan berwibawa". Jadi jangan pernah merasa kecil dan iri hati karena semua itu butuh proses dan waktu. Jadi orang yang sabar dan selalu membersihkan hatinya lah yang selalu bisa tetap tersenyum melihat pernak-pernik dan carut marutnya kehidupan, dan menerima keberadaan dan kelebihan orang lain lah yang akan bisa bersanding dan hidup damai walaupun berada di kutub utara, atau di belandaranya hutan, atau hiruk pikuknya keramaian. Apakah kita termasuk orang-orang yang memperoleh proses atas hikmah hidup yang kita jalani???
No comments:
Post a Comment