Friday 6 February 2015

Fenomena alam tentang ekor dan tubuh cicak yang terpisah

WC di tempat kos ku sangat kecil jika ditambah baskom dan ember hingga kalo bergerak, maju kena mundur pun kena! sore itu aku memindahkan beberapa baskom yg bertumpukan, terlihat olehku ekor cicak terjepit dengan reflek kuangkat ember itu tetapi hanya tinggal ekornya saja. Kucari-cari apakah tubuhnya masih berada disekitarnya. Tapi kok secepat itu lenyapnya?

Setiap Sabtu jadwalku pulang kampung, di perjalanan pulang kami mampir ke mesjid untuk menunaikan sholat. Tanpa ragu-ragu aku mengenakan mukena untuk sholat, tetapi sholatku jadi tidak khusuk karena  merasa di pinggiran mukenaku  ada noktah yang bergerak-gerak. Mungkin kotoran sarang laba-laba pikirku cuek. Selesai sholat aku melihat lagi kotoran di depan mukenaku.

Aduh, seekor anak cicak tanpa ekor, pantas saja  bergeraknya sangat perlahan sekali?! Langsung saja aku kibas-kibaskan mukena yang suci itu. Tapi aku jadi ingat kemarin aku menemukan ekor cicak di WC, eh..sekarang aku melihat tubuh cicak tapi berada di tempat yang suci yakni masjid di mukena lagi?! Tuhan apa arti fenomena alam ini? Apakah cara ini cara Tuhan berdialog dengan makhluknya. Aku coba untuk mencerna dan mencari jawabannya akhirnya aku menyimpulkan sendiri. Ekor cicak dan tubuh cicak masih tetap hidup dan bergerak-gerak meski mereka terpisah, tetapi hidup mereka menjadi lumpuh karena terpisah. Makhluk ini akan menjalani hidupnya dengan susah payah selama kehidupannya tanpa sempurna seperti makhluk cicak yang lainnya.

Masih penasaran  aku dengan fenomena alam tadi, aku langsung buka group spiritual di facebookku dan menghubungi masternya. Aku sangat mempercayainya karena selain penulis buku tentang ilmu metafisika  dia juga mengkaji ilmu semua lintas agama. Iseng-iseng saja aku menanyakannya di facebook tetapi sehari belum ada jawabannya, aku pikir dia belum menemukan jawabannya. Keesokan pagi kubuka facebookku eh sudah ada comment darinya. Jawabannya masih sadar masih bisa melihat. Apalagi maksudnya ini? Memang selama ini saya buta hati, buta telinga ya? Tapi menurut kepercayaan orang Jawa itu bertanda tidak baik.

Daripada melamun tentang fenomena cicak lebih baik aku mencari angin aja. Di perjalanan otakku tidak lepas dengan fenomena alam mengenai cicak itu yang aku anggap aneh karena masih menyimpan memori tentang binatang itu kepalaku hampir saja tertimpa palang parkir Mall di kotaku nyaris mengenai tubuhku hanya sedikit menyenggol bagian depan tubuhku. Pulang dari Mall aku sengaja mampir tempat penjual buah. Motorku parkir di depan penjual buah setelah buah ditimbang aku cepat-cepat meraih dompetku. Area parkir ternyata memang sempit karena malas-malasan aku mengambil isyarat untuk mundur. Tak sadar kalo tanahnya tidak rata dan motorpun berjalan sendiri kebawah. Aduh, baru aku sadar kalo aku berada di tepi jalan raya. Aku langsung ambil strategi, menjatuhkan diri adalah jalan terbaik supaya motor tidak jatuh ke bawah dan turun ke area jalan raya. Aku ternyata kehilangan keseimbangan tubuh dan akhirnya terjatuh.  Berarti di hari minggu ini hampir dua kali maut akan menjemputku, palang mall dan motor melorot ke jalan raya.

Akhirnya aku baru sadar bahwa malapetaka di bumi ini disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri. Manusia harus meluruskan niatnya dari perbuatan yang batil karena semua kejahatan, kemarahan, kebencian, sumpah serapah dan prilaku jelek lainnya maka alam akan menangkap  sinyalnya dan memantulkan semua apa yang kita perbuat. Sering berzikir habis sholat merupakan cara yang dianjurkan oleh agama karena manusia tak lepas dari berbuat dosa, berbuat salah dan kealpaan yang akan menjaga diri manusia dari marabahaya dan perbuatan jahat manusia lainnya.  

Dari semua cobaan, kejadian  kehidupan di bumi ini kita hanya perlu bertawakal dengan Tuhan saja agar menjalani hidup dengan tenang . Tidak ada seorang manusia pun di bumi yang tidak diberi cobaan oleh sang Khalik. Dengan diberi cobaan oleh Tuhan agar manusia selalu mengingat dan hanya bertawakal dengan –Nya agar hati menjadi tenang.Di dalam alquran surat At-Taubah Tuhan berfirman “Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal."

BACA JUGA
Kisah nyata perkawinan seorang manusia dengan peri


No comments:

Post a Comment